Minggu, 31 Mei 2015

ALZHEIMER



Saya memilih topik ini karena penyakit Alzheimer masih belum banyak  terdengar oleh masyarakat. Oleh karena itu saya ingin memberikan pengetahuan lebih luas kepada masyarakat khususnya pembaca mengenai penyakit Alzheimer.
Penyakit  Alzheimer pertama kali ditemukan oleh Alois Alzheimer pada tahun 1906, seorang  neurolog dan psikiater dari jerman. Gejala yang ditemukan pada pasien adalah Demensia dan gangguan perilaku termasuk stres dan depresi. Alzheimer bukan penyakit menular, melainkan merupakan sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan, sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Alzheimer juga dikatakan sebagai penyakit yang sinonim dengan orang tua.
Risiko untuk mengidap Alzheimer, meningkat seiring dengan pertambahan usia. Bermula pada usia 65 tahun, seseorang mempunyai risiko lima persen mengidap penyakit ini dan akan meningkat dua kali lipat setiap lima tahun, kata seorang dokter. Menurutnya, sekalipun penyakit ini dikaitkan dengan orang tua, namun sejarah membuktikan bahwa penyakit pertama yang dikenal pasti menghidap penyakit ini ialah wanita dalam usia awal 50-an.
Penyakit Alzheimer paling sering ditemukan pada orang tua berusia sekitar 65 tahun ke atas. Di negara maju seperti Amerika Serikat saat ini ditemukan lebih dari 4 juta orang usia lanjut penderita penyakit Alzheimer. Angka ini diperkirakan akan meningkat sampai hampir 4 kali pada tahun 2050. Hal tersebut berkaitan dengan lebih tingginya harapan hidup pada masyarakat di negara maju, sehingga populasi penduduk lanjut usia juga bertambah. Sedangkan di Indonesia diperkirakan terdapat sedikitnya 1 juta penderita Alzheimer di tahun 2013.
Alzheimer adalah kumpulan gejala  klinik yang disebabkan oleh berbagai latar belakang penyakit dan ditandai oleh hilangnya memori jangka pendek, gangguan global fungsi mental, termasuk fungsi bahasa,mundurnya  kemampuan berpikir abstrak, kesulitan merawat diri sendiri, perubahan perilaku, emosi labil, dan hilangnya pengenalan waktu dan tempat, tanpa adanya  gangguan tingkat kesadaran atau situasi stress, sehingga menimbulkan gangguan dalam pekerjaan, aktifitas harian dan sosial. Demensia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan dan sebagian diantaranya bersifat reversible.
Alzheimer dapat terjadi karena berbagai proses di otak, diantaranya: gangguan serebrovaskuler, infeksi susunan saraf pusat (SPP), defisiensi vitamin, gangguan metabolik, maupun proses penuaan yang abnormal. Sebagian besar penyebab ini ditemukan pada usia lanjut.
Peningkatan usia harapan hidup di Indonesia akan meningkatkan jumlah penduduk usia lanjut. Pada tahun 2000 jumlah penduduk usia lanjut mencapai  7,28%. Jumlah ini akan terus meningkat  dan pada tahun 2020 diproyeksikan jumlah lansia akan mencapai 11,34%. Perlu diwaspadai adanya peningkatan penyakit yang berhubungan dengan proses degenerative, diantaranya demensia, yang gejalanya akan tidak dapat hidup mandiri dan akan menjadi beban keluarga , masyarakat dan Negara. Proses penuaan otak abnormal merupakan bagian dari proses degenerasi pada seluruh organ tubuh. Hal ini akan menimbulkan berbagai gangguan neuropsikologis dan masalah yag terbesar adalah demensia. Prevalensi demensia diperkirakan sekitar 15% pada penduduk berusia lebih dari 65 tahun.
Pada saat ini perhatian dan pengetahuan masyarakat akan alzheimer masih sangat kurang. Alzheimer dianggap sebagai bagian dari proses menua yang wajar. Penderita baru dibawa berobat pada stadium lanjut dimana sudah terjadi gangguan kognisi yang berat dan ganggun perilaku sehingga penatalaksanaannya tidak memberikan hasil memuaskan.
Diagnosis Alzheimer  perlu ditegakkan secara dini dan dibedakan berdasarkan etilogi, usia awitan, dan gambaran klinisnya. Penatalaksanaan pada stadium dini, baik secara farmakologis maupun nonfarmakologis, dapat menyembuhkan atau memperlambat progesivitas penyakit, sehingga penderita tetap mempunyai kualitas hidup yang baik.


PENYEBAB
Otak merupakan organ yang sangat kompleks. Di otak terdapat area-area yang mengurus fungsi tertentu, misalnya bagian depan berkaitan dengan fungsi luhur seperti daya ingat, proses berpikir dsb, otak bagian belakang berkaitan dengan fungsi penglihatan dan sebagainya. Dari hasil riset yang dilakukan, diketahui bahwa penyakit Alzheimer terjadi kehilangan sel saraf di otak di area yang berkaitan dengan fungsi daya ingat, kemampuan berpikir serta kamampuan mental lainnya. Keadaan ini diperburuk dengan penurunan zat neurotransmitter, yang berfungsi untuk menyampaikan sinyal antara satu sel otak ke sel otak yang lain. Kondisi abnormal tersebut menjadi penyebab mengapa pada penyakit Alzheimer fungsi otak untuk berpikir dan mengingat mengalami kemacetan.

GEJALA
Setiap orang pasti pernah lupa akan suatu hal. Keadaan tersebut normal, bila kita lupa akan hal-hal yang jarang kita lihat. Namun apabila kita lupa akan nama benda atau orang yang berada di sekitar kita, hal tersebut bukan hal yang normal.
Gejala-gejala Demensia Alzheimer sendiri meliputi gejala ringan sampai berat, tanda-tanda adanya Demensia Alzheimer adalah :
·Gangguan memori yang memengaruhi keterampilan pekerjaan, seperti ; lupa meletakkan kunci mobil, mengambil baki uang, lupa nomor telepon atau kardus obat yang biasa dimakan, lupa mencampurkan gula dalam minuman, garam dalam masakan atau cara-cara mengaduk air.
·Kesulitan melakukan tugas yang biasa dilakukan seperti; tidak mampu melakukan perra asas seperti menguruskan diri sendiri.
·Kesulitan bicara dan berbahasa.
·Disorientasi waktu , tempat dan orang seperi; keliru dengan keadaan sekitar rumah, tidk tahu membeli barang di kedai, tidak mengenali rekan-rekan atau anggota keluarga terdekat.
·Kesulitan mengambil keputusan yang tepat.
·Kesulitan berpikir abstrak, seperti; orang yang sakit juga mendengar suara atau bisikan halus dan melihat bayangan menakutkan.
·Salah meletakkan barang.
·Perubahan mood dan perilaku, seperti; menjadi agresif, cepat marah dan kehilangan minat untuk berinteraksi atau hobi yang pernah diminatinya
·Perubahan kepribadiann, seperti; menjerit, terpekik dan mengikut perawat ke mana saja  walaupun ke WC.
·Hilangnya minat dan inisiatif.



ORANG-ORANG YANG BERESIKO
. Pengidap hipertensi yang usia 40 tahun ke atas.
. Pengidap kencing manis
. Kurang berolahraga
. Tingkat kolesterol yang tinggi.
. Faktor keturunan- mempunyai keluarga yang mengidap penyakit ini pada usia 50-an.

PENGOBATAN
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit Alzheimer. Obat-obatan yang ada bersifat memperlambat progresivitas penyakit. Karena penyakit Alzheimer bersifat kronis dan semakin lama pasien semakin tergantung pada orang lain, maka sangat diperlukan kesabaran  dari keluarga atau orang yang merawatnya. Pengertian dan kesabaran dari orang-orang di sekitarnya membuat memperlambat perkembangan penyakit. Obat-obatan yang saat ini dipergunakan di bidang medis adalah penghambat asetilkolinesterase seperti:
1.      Donepezil   adalah obat yang diminum secara oral untuk mengobati penyakit Alzheimer taraf ringan hingga sedang. Donepezil tersedia dalam bentuk tablet oral. Biasanya diminum satu kali sehari sebelum tidur, sebelum atau sesudah makan dengan dosis rendah pada awalnya lalu ditingkatkan setelah 4 hingga 6 minggu.
2.      Rivastigmine adalah obat yang diminum secara oral untuk mengobati penyakit Alzheimer taraf ringan hingga sedang. Rivastigmine  biasanya diberikan dua kali sehari setelah makan. Karena efek sampingnya pada saluran cerna pada awal pengobatan, pengobatan dengan rivastigmine umumnya dimulai dengan dosis rendah, biasanya  1,5 mg dua kali sehari, dan secara bertahap  ditingkatkan tidak lebih dari 2 minggu.
3.      Galantamine adalah obat golongan inhibitor acetyl cholinesterase yang digunakan untuk pengobatan ringan sampai sedang dan berbagai gangguan memori.
4.      Memantine adalah obat yang diminum secara oral unuk mengobati penyakit  Alzheimer taraf sedang hingga berat dengan mekanisme kerja yang berbeda dan unik dengan memperbaiki proses sinyal Glutamat.  Obat ini diawali dengan dosis rendah 5 mg setiap minggu dilakukan selama 3 minggu untuk mencapai dosis optimal 20mg/ hari.

PENCEGAHAN
Para ilmuwan berhasil mendeteksi  beberapa faktor resiko penyebab Alzheimer, yaitu : usia lebih dari 65 tahun, faktor keturunan, lingkungan yang terkontaminasi dengan logam, rokok, pestisida, gelombang elektromagnetik , riwayat trauma  kepala yang berat, rokok,pestisida, gelombang elektromagnetik, riwayat trauma kepala yang berat dn penggunaan terapi sulih hormon  pada wanita.
Dengan mengetahui faktor resiko di atas dan hasil penelitian yang lain, dianjurkan beberapa cara untuk penyakit Alzheimer, diantaranya yaitu :
·Bergaya hidup sehat, misalnya dengan rutin berolahraga, tidak merokok maupun mengkonsumsi alkohol.
·Mengkonsumsi sayur dan buah segar. Hal ini penting karena sayur dan buah segar mengandung antioksidan yang berfungsi untuk mengikat radikal  bebas.  Radikal bebas ini yang merusak sel-sel  tubuh.
·Menjaga kebugaran mental  adalah dengan  tetap aktif membaca dan memperkaya diri dengan berbagai pengetahuan.
            Semoga pengetahuan mengenai Alzheimer dapat bermanfaat untuk para  pembaca khususnya penderita gejala Alzheimer dan yang positif Alzheimer. Apabila ada kekurang saya sebagi penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

SUMBER