Definisi Inflasi
Inflasi adalah keadaan dimana terjadi
kenaikan suatu harga atas barang-barang secara umum dari waktu ke waktu secara
terus menerus.
Tingkat
kenaikan harga baru dapat dikatakan sebagai inflasi bila kenaikan itu meluas
dan mempengaruhi kenaikan harga untuk barang yang lain. Sehingga kenaikan harga
untuk satu atau dua barang saja dapat dikatakan sebagai inflasi, kecuali bila
telah mempengaruhi harga barang lainnya.
Klasifikasi
inflasi
Pengangguran
Pengangguran adalah suatu kondisi dimana
seseorang yang ingin bekerja dan mempunyai kemampuan dibidang masing-masing
tetapi dikarenakan terbatasnya suatu pekerjaan yang tersedia dan tidak memadai
bahkan bisa juga tidak tersedianya lapangan kerja .
Pengangguran juga dapat didefinisikan sebagai
berikut yaitu seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang
secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi
tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya.
Golongan
penduduk yang termasuk sebagai angkatan kerja adalah sebagai berikut :
Ø Penduduk yang berumur antara 15 hingga
65 tahun kecuali ibu rumah tangga yang lebih suka menjaga keluarganya
Ø Orang yang belum mencapai umur 65 tahun
tetapi sudah pensiun dan tidak mau bekerja lagi
Ø Pengangguran sukarela yaitu golongan
penduduk dalam lingkungan umur tersebut yang tidak aktif mencari pekerjaan
Jenis-Jenis
Inflasi
1. Berdasarkan
tingkat kualitas parah atau tidaknya
Ada beberapa inflasi berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya yaitu:
a) Inflasi ringan
Inflasi
ringan atau inflasi merangkak (creeping inflation)adalah inflasi yang lajunya
kurang dari 10% per tahun,inflasi seperti ini wajar terjadi pada negara
berkembang yang selalu berada dalam proses pembangunan.
b)
Inflasi sedang
Inflasi
ini memiliki ciri yaitu lajunya berkisar antara 10% sampai 30% per
tahun.Tingkat sedang ini sudah mulai membahayakan kegiatan ekonomi.Perlu
diingat laju inflasi ini secara nyata dapat dilihat garak kenaikan
harga.Pendapatan riil masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan tetap
seperti buruh ,mulai turun dan kenaikan upah selalu lebih kecil bila
dibandingkan dengan kenaikan harga.
c)
Inflasi berat
Inflasi
berat adalah inflasi yang lajunya antara 30% sampai 100%.Kenaikan harga sudah
sulit dikendalikan.Hal ini diperburuk lagi oleh pelaku-palaku ekonomi yang
memanfaatkan keadaan untuk melakukan spekulasi.
d)
Inflasi liar (hyperinflation)
Inflasi
liar adalah inflasi yang lajunya sudah melebihi dari 100% per tahun. Inflasi
ini terjadi bila setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga
orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot
disebut inflasi yang tidak terkendali (Hyperinflastion).
2. Inflasi
Berdasarkan Penyebabnya
a) Inflasi karena tarikan permintaan atau inflasi permintaan (demand full inflation)
Inflasi
ini merupakan inflasi yang disebabkan oleh besarnya permintaan masyarakat akan
barang-barang. Permintaan total yang berlebihan biasanya dipicu oleh
membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan
memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau
likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa
mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor
produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap
faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat.
Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu
perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana
biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang
berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor
selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah
uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang
terjadi di sektor industri keuangan.
Inflasi
ini terjadi karena adanya perubahan tingkat penawaran. Kelangkaan produksi
dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara
umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya
ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia
dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan
berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai
keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala
distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat
berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik,
perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk
menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu
kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama
dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur
memainkan peranan yang sangat penting.
Jenis inflasi ini dibedakan menjadi dua :
- Inflasi yang disebabkan karena kenaikan harga (price push inflation) karena kenaikan harga bahan-bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya OPEC menaikan harga minyak;
- Inflasi yang disebabkan karena kenaikan upah (wages cosh inflation) misalnya karena kenaikan gaji pegawai negeri yang diikuti usaha-usaha swasta pula, maka harga-harga barang barang lain juga ikut naik.Biasanya inflasi karena kenaikan upah atau gaji sangat ditakuti karena akan bisa menimbulkan inflasi secara berkelanjutan.Karena upah naik, harga-harga akan naik. Karena harga barang naik, maka upah harus dinaikkan dan ini kemungkinan akan terus berkelanjutan.
3. Inflasi
Berdasarkan Asalnya
Inflasi dari segi asalnya dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Inflasi yang berasal dalam negeri (Domestic Inflation)
Inflasi dari segi asalnya dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Inflasi yang berasal dalam negeri (Domestic Inflation)
Inflasi
ini disebabkan karena adanya defisit anggaran belanja Negara yang terus
menerus.
Dalam
keadaan seperti ini biasanya pemerintah mengintruksikan Bank Indonesia mencetak
uang baru dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan pemerintah.Selain itu
inflasi dari dalam negeri juga dapat disebabkan oleh adanya gagal panen dan
sebagainya.
b)
Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation).
Inflasi
ini timbul karena adanya karena adanya inflasi dari luar negeri yang
mengakibatkan naiknya harga barang-barang impor. Inflasi seperti ini biasanya
banyak dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang yang notabene sebagian
besar usaha produksinya mempergunakan bahan dan alat dari luar negeri yang
timbul karena dari adanya perdagangan internasional.
Cara
Mengatasi Inflasi
Inflasi merupakan penyabab keresahan
masyarakat dan mengakibatkan kekhawatiran pemerintah. Oleh sebab itu pemerintah
berusaha menekan inflasi serendah-rendahnya karena inflasi tidak dapat
dihapuskan sama sekali.
Inflasi ada yang disahkan
(validated),yaitu inflasi yang dibiarkan secara terus menerus karena pemerintah
mengizinkan penambahan suplai uang misalnya karena defisit anggaran dengan
mencetak uang baru.Jika inflasi yang yang terjadi tidak disertai dengan
kenaikan suplai uang ,maka inflasi itu disebut inflasi yang tidak disahkan.
Inflasi dapat menguntungkan orang
lain,sehingga menimbulkan ketegangan social.Oleh sebab itu,tiap-tiap Negara
berusaha menghindari inflasi dengan melakukan kebijakan-kebijakan.Untuk
mengatasi inflasi Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan
inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat
inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki
kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh
diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini
disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang
independen salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan
menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian akan mendorong
tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah
uang beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan
harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai
tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang
dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal
(kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral
di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan
moneter adalah tindakan atau kebijakan yang diambil oleh penguasa moneter
biasanya bank sentraluntuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar sehingga akan
terjadi perubahan jumlah uang yang beredar yang pada akhirnya akan mempengaruhi
kegiatan ekonomi masyarakat. Ada beberapa macam kebijakan moneter yaitu :
a)
Politik Diskonto
Politik
diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk mempengaruhi
peredaran uang dengan jalan menaikan dan menurunkan tingkat bunga.Dengan
menaikan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan
berkurang, karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di Bank dari pada
menjalankan investasi.Sebaliknya,Bank sentral akan menurunkan suku bunga jika
timbul deflasi (yang akan dibahas lebih dalam pada halaman berikutnya).Dengan
diturunkannya suku bunga diharapkan masyarakat akan menarik uangnya dari bank
karena bunga tidak memadai.
b)
Kebijakan Pasar Terbuka
Untuk
memperkuat politik diskonto,kebijakan lain juga di jalankan yaitu dengan
politik pasar terbuka (open market policy) yaitu dengan jalam membeli atau
menjual surat-surat berharga.Dengan membeli surat-surat berharga di harapkan
uang yang beredar di masyarakat bertambah,selanjutnya bila apabila dengan
menjual surat-surat berharga diharapkan uang beredar di masyarakat dapat
tersedot dari masyarakat.
c)
Kebijakan Persediaan Kas (cash ratio policy)
Bank
sentral pada umumnya menentukan cash ratio yaitu angka perbandingan minimum
antara uang tunai yang dimiliki oleh bank umum dengan jumlah uang giral
(cek.giro dan sebagainya) yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan.
d)
Perubahan Cadangan Minimum
Perubahan
cadangan minimum yang dimiliki oleh bank-bank umum dapat mempengaruhi jumlah
uang yang beredar.Apabila ketentuan cadangan minimum diturunkan ,jumlah uang
yang beredar cenderung naik dan sebaliknya jika cadangan minimum dinaikan
jumlah uang yang beredar cenderung turun.
2. Kebijakan
Fiskal
a) Pengaturan Pengeluaran Pemerintah
Pengaturan
pengeluaran sangat perlu di lakukan. Dalam hal ini diharapkan penggunaan
anggaran negara agar sesuai dengan perencaan.Kalau pembelajaan Negara melampui
batas yang telah ditentukan akan mendorong terjadinya pertambahan uang yang
beredar begitu juga sebaliknya.
b)
Menaikan Tarif Pajak
Saat
terjadi inflasi uang beredar lebih banyak.Jumlah uang beredar tersebut dapat
dikurangi dengan jalan menaikan tariff pajak.Jika tariff pajak dinaikkan uang
yang dibelanjakan oleh masyarakat berkurang.Namun harus diperhatikan agar tidak
terjadi ketimpangan atau ketidakadilan perlu diperhatikan golongan masyarakat
mana yang dinaikkan pajaknya.
c)
Mengadakan Pimjaman Pemerintah
Pemerintah
dapat mngadakan pinjaman pemerintah bauik dengan jalan paksaan ataupun
tidak,untuk mengurangi uang yang beredar di masyarakat.Cara yang paling ampuh
dilakukan untuk menyukseskan kebijakan ini yaitu dengan jalan membekukan
simpanan yang dimiliki oleh masyarakat yang ada di bank.Dapat juga ditempuh
dengan jalan memotong gaji pegawai negeri untuk di tabung.
3. Kebijakan
Non-Moneter
a) Menaikan Hasil Produksi
Kenaikan
hasil produksi dapat memperkecil laju inflasi.Kenaikan hasil produksi dapat
dilakukan dengan cara kebijakan penurunan bea masuk.Hal ini akan berakibat
impor barang meningkat.Pertambahan jumlah barang di dalam negericenderung
menurunkan harga.
b)
Kebijakan Upah
Kebijakan
upah adalah tindakan menstabilkan upah dan gaji dengan cara gaji tidak sering
dinaikan.Kenaikan gaji dan upah akan menimbulkan kenaikan daya beli.Hal ini
pada akhirnya menaikan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan.Apabila
hal ini terjadi,maka akan menimbulkan inflasi.
c)
Pengaman harga dan distribusi barang
Pemerintah
harus dapat mengendalikan kenaikan harga berbagai macam barang. Oleh karena
itu,pemerintah menetapkan harga maksimum (harga eceran tertinggi), melakukan
pengamanan harga, menetapka sanksi yang cukup berat.Apabila penetapan harga
tidak disertai dengan pengamanan yang baik,maka tidak akan memberikan hasil
yang diharapkan. Namun, kadang-kadang pengamanan harga oleh pemerintah sering
menimbulkan pasar yang tidak diinginkan.(pasar gelap).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar