Rabu, 02 Juli 2014

PENDAPATAN NASIONAL


Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.

Konsep Pendapatan Nasional
  • Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
  • Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
Rumus
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri 
  • ·       Net National Product  (NNP)
          N
    NP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
        
    Rumus :
        NNP = GNP – Penyusutan
  • Pendapatan Nasional Neto/Net National Income (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
Rumus :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
  • Pendapatan Perseorangan/Personal Income (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
Rumus :
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )
  • Pendapatan yang siap dibelanjakan/Disposible Income (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Rumus
DI = PI – Pajak langsung

Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga metode pendekatan, yaitu:

Metode Pendekatan pendapatan :
dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.

Y = R + W + I + P

R = rent = sewa
W = wage = upah/gaji
I = interest = bunga modal
P = profit = laba

Metode Pendekatan produksi :
dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).

Y = Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +.....(PXQ)n

P = harga
Q = kuantitas

Metode Pendekatan Pengeluaran :
dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor 

 Y = C + I + G + (X-M)

C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor
 
Manfaat perhitungan pendapatan nasional

Penghitungan pendapatan nasional dapat digunakan untuk mengukur dan mengetahui perkembangan perekonomian dari waktu ke waktu.Tujuan penghitungan pendapatan nasional adalah sebagai alat ukur tingkat kemakmuran rakyat. Semakin tinggi nilai pendapatan nasional suatu negara maka semakin tinggi pula kemakmuran negara. Adapun manfaat dari penghitungan pendapatan nasional, antara lain:

a. Untuk Mengetahui Struktur Perekonomian Negara
Dengan penghitungan pendapatan nasional akan diketahui struktur perekonomian suatu negara. Hal ini dapat dilihat dari seberapa besar kontribusi dari sektor-sektor perekonomian terhadap pendapatan nasional. Jika sektor agraris yang lebih dominan dalam pendapatan nasional maka struktur ekonomi negara tersebut agraris. Namun jika pendapatan nasional dominan berasal dari sektor industri maka struktur ekonomi negara tersebut adalah industri,
dan sebagainya.
 
b. Untuk Mengetahui Tingkat Pertumbuhan Perekonomian
Setiap tahun dilakukan penghitungan pendapatan nasional dengan tujuan untuk membandingkan perekonomian dari tahun ke tahun sehingga dapat diketahui tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pertumbuhan ekonomi diukur dari pertambahan yang sebenarnya dalam barang dan jasa yang diproduksi, sehingga barang dan jasa tersebut harus dihitung berdasarkan harga tetap. Artinya harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menghitung barang dan jasa yang dihasilkan
pada tahun-tahun yang lain. Dengan demikian akan dihasilkan pendapatan
nasional riil (sebenarnya).

c. Untuk Membandingkan Perekonomian Antar daerah Maupun Antarnegara
Apabila dasar penghitungan pendapatan adalah masyarakat seluruh daerah/provinsi maka disebut pendapatan regional. Dengan mengetahui besarnya pendapatan regional maka dapat diketahui struktur perekonomian dan tingkat kemakmuran suatu daerah. Dengan demikian perekonomian suatu daerah dapat dibandingkan dengan perekonomian daerah lain. Selain untuk mengukur perekonomian antardaerah, penghitungan pendapatan nasional dapat digunakan untuk membandingkan perekonomian suatu negara dengan negara lain. Sehingga dapat diketahui apakah negara tersebut termasuk negara maju atau negara berkembang atau bahkan negara yang masih terbelakang

Kendala yang mempengaruhi pendapatan nasional
  • Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.

Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
  • Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
  • Investasi, 
    Investasi atau secara lebih spesifik investasi domestik swasta bruto, adalah belanja pada barang kapital baru dan tambahan untuk persediaan.
    Contohnya : bangunan dan mesin baru yang dibeli perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.
    Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.
NO
SEKTOR
HARGA
1
Upah dan gaji
Rp 15.000.000
2
Sewa tanah
Rp. 9.250.000
3
Konsumsi
Rp. 18.000.000
4
Pengeluaran Pemerintah
Rp. 14.000.000
5
Bunga Modal
Rp. 3.500.000
6
Keuntungan
Rp. 12.000.000
7
Investasi
Rp. 4.500.000
8
Ekspor
Rp. 12.500.000
9
Impor
Rp. 7.250.000


GNP= Rp.39.750.000

Y= R + W + I + P
Y = 9.250.000 + 15.000.000 + 3.500.000 + 12.000.000
Y = 39.750.000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar